KEGELISAHAN & HARAPAN
- Kegelisahan
Kegelisahan adalah ketidaknyamanan
terhadah suatu hal yang sedang dipikirkan. Kegelisahan dapat terjadi pada
siapapun dan dimanapun. Dan setiap orang pasti pernah merasa gelisah. Kegelisahan
merupakan akibat dari kekhawatiran kita. Dampak dari sebuah kegelisahan adalah
ketidak jernihan pikiran kita. Sehingga apapun yang ada di depannya tidak akan
di hiraukannya dan ia akan memikirkan apa yang ia gelisahkan. Untuk mengatasi
kegelisahan kita harus memiliki pola pikir orang dewasa dan jangan terlalu
membuat suatu masalah yang kecil dianggap sebagai masalah yang besar.
Kegelisahan
adalah hal yang tidak terduga rupanya, bisa dirasakan sebelum sesuatu hal
terjadi pada saat hal itu terjadi, atau bahkan setelah hal itu terjadi.
Sekarang bagaimana kita dapat mengendalikan kegelisahan itu agar tidak
berlarut-larut dan menimbulkan efek yang justru mengganggu kehidupan dan
perasaan kita. Jadi setiap ada hal apapun yang membuat kita gelisah maka kita
harus bersugesti hal yang baik agar membuat kita tenang, dan selalu mengambil
hikmah dari apapun yang terjadi. Efek kegelisahan bisa timbul karena ada
perlakuan yang tidak positif dari dalam diri kita sendiri. Maka dari karena itu
apabila kita melakukan suatu kejadian atau perbuatan harus di usahakan sebisa
mungkin menjalankannya dengan baik.
Kegelisahan
di dalam bahasa sekarang disebut dengan galau. Galau ini banyak contoh
kasusnya, seperti masalah cinta, pekerjaan, keluarga, dan lainnya. Manusia yang
merasa gelisah seringkali tidak dapat menjalankan pekerjaan dengan baik karena
selalu merasa tidak tenang dalam hidupnya.Bahkan orang tersebut tidak memiliki
dasar dalam melakukan suatu kegiatan.Semua itu di sebabkan oleh karena manusia
mempunyai hati dan perasaan yang takut akan kehilangan nama baik dsb.Bentuk
kegelisahan bisa bermacam-macam,misalnya merasa terasing,kesepian dan
ketidakpastian akan suatu masalah.
Kegelisahan berasal dari kata
gelisah yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir,
tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan
hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya,
merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan.
Kegelisahan hanya dapat diketahui
dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu.
Gejala tingkah laku atau gerak.-gerik itu umumnya lain dari biasanya,
misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu
sambil menundukkan kepala, memandang jauh ke depan sambil
mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk
dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain. Kegelisahan
merupakan salah satu ekspresidari kecemasan.Karena itu dalam kehidupan
sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun
ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah
frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai. Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat,bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia
yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotik dan kecemasan moril.
- Harapan
Setiap
manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati
dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya
berupa pesan-0070esan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai
harapan. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu
terjadi sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan
demikian harapan menyangkut masa depan. Manusia hendaklah memiliki harapan dan
doa karena tanpa adanya harapan maka manusia tersebut tidak memiliki tujuan
hidup dan tanpa doa berarti dia tidak memiliki keyakinan untuk mewujudkan
harapan yang ia harapkan. Untuk mewujudkan harapan dan impian seseorang
hendaklah manusia mempertebal kepercayaannya terhadap tuhannya serta jangan
lupa diimbangi dengan usaha.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan
akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah
kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu
pada seseorang atau sesuatu. Pada
praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara
berdoa atau berusaha. Beberapa pendapat
menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif"
yang merupakan salah satu cara terapi/ proses
sistematis dalam psikologi untuk menangkal "pikiran
negatif" atau "berpikir pesimis". Kalimat lain "harapan
palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat
atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut
menjadi nyata sangatlah kecil. Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan
supaya sesuatu terjadi atau sesuatu terjadi atau suatu yang belum terwujud.
Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan sesuatu yang dipercayai dan
dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan harapan agar dapat dicapai
,memerlukan kepercayaan kepada diri sendiri,kepercayaan kepada orang lain dan
kepercayaan kepada TUHAN. Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan
terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya
harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang
mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Persamaan
Harapan dan Cita-Cita
Harapan
harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha
dengan sungguh-sungguh. Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan
mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya
perlu setinggi bintar.
Antara
harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu : keduanya menyangkut masa depan
karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang
menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
Contoh
Cita-cita
Pada
hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
- Kelangsungan hidup
- Keamanan
- Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
- Diakui lingkungan
- Perwujudan cita-cita
Penyebab
manusia memiliki harapan
Penyebab
manusia mempunyai harapan adalah dorongan kodrat manusia sebagai makhluk
sosial. Dorongan kodrat adalah sifat,keadaan atau pembawaan alamiah sejak
manusia di ciptakan. Dorongan itulah yang menyebabkan manusia mempunyai
bermacam-macam kebutuhan hidup dan untuk memenuhinya manusia harus bekerja sama
dengan orang lain.
Tidak hanya orang yang masih hidup saja yang mempunyai
harapan,orang yang sudah meninggal pun mempunyai harapan,biasanya berupa
pesan-pesan kepada ahli waris nya.Tentang besar kecilnya harapan seseorang
dapat di tentukan oleh kepribadian orang itu sendiri.Untuk itu dengan
memiliki kepribadian yang kuat kita akan dapat mengontrol harapan se efektif
dan se efisien mungkin sehingga hasilnya tidak merugikan dirinya sendiri dan
orang lain untuk masa kini dan masa yang akan datang.
Pengertian
Doa
Doa
bererti memohon atau meminta sesuatu yang baik daripada Allah s.w.t yang Maha
Pemurah. Allah s.w.t. menyuruh orang-orang Islam berdoa atau meminta sesuatu kepadaNya
seperti firman di bawah yang bermaksud: Dan Tuhan kamu
berfirman: “Berdoalah kepada Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu.
Sesungguhnya orang-orang yang sombong takbur daripada beribadat dan berdoa
kepadaKu, akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina.” (Surah Al-Mu’min:60). DOA (DU’A)
adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah SWT. Akan tetapi bukan
berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa musibah saja yang layak
memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan suatu apa pun,
sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa. Setidaknya berdoalah memohon
perkenan Allah SWT untuk mengampuni segala dosa-dosa, baik yang kita segaja
maupun tidak. Juga meminta tetap diberi kekuatan iman dan kesehatan agar dapat
melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya dari gangguan
setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam jurang
maksiat.
Apalagi jika kita sadari bahwa
situasi dan kondisi yang kita hadapi sehari-hari berputar bagai roda pedati.
Mungkin saja hari ini kita bisa beribadah dengan baik dan ikhlas, namun siapa
tahu hari- hari berikutnya kita didera rasa malas? Boleh jadi hari ini kita
begitu bahagia, tetapi siapa tahu nasib kita pada esok atau lusa menjadi
sebaliknya? Karena itulah dalam keadaan sebaik apa pun kita tetap perlu berdoa.
Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Tiada sesuatu yang paling
mulia dalam -pandangan Allah, selain dari berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam
keadaan lapang." (HR. Al-Hakim).
Tentu saja dalam berdoa jangan
memohon sesuatu yang menurut kita baik, padahal sesungguhnya buruk. Suatu misal
karena sudah lama menderita sakit parah, karena merasa selalu tersiksa lalu
kita memohon kematian. Bukankah seharusnya kita memohon kesembuhan. Nabi saw.
juga melarang kita memohon mati. Abu Huroiroh ra. mengutarakan, Muhammad
Rosulullah saw. bersabda, ’’Sekali-kali janganlah kalian meminta mati.
Jangan pula mendoakannya sebelum mati itu datang sendiri. Sebab jika kamu
telah mati, maka berhentilah kalian beramal. Sesungguhnya bertambah panjang
umur seorang mukmin, bertambah pula kebaikan yang dapat diperbuatnya". (HR.
Muslim)
- Contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari kalian dari no
1 dan 2 !
ERUPSI MERAPI
Pengungsi Butuh Harapan
YOGYAKARTA,
KOMPAS - Para pengungsi korban letusan Gunung Merapi yang kini hidup jauh dari
rumah mereka membutuhkan harapan agar bisa menghadapi keadaannya saat ini.
Semua pihak seharusnya bisa membangkitkan harapan mereka dengan memberikan
dorongan serta hiburan.
Hal
tersebut disampaikan Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada PM Laksono,
Kamis (10/11). ”Dalam fase tanggap darurat, jangan sampai pengungsi kehilangan
harapan. Ciptakan harapan bagi anak-anak, perempuan, juga kelompok lanjut usia,
jangan dibikin putus asa,” ujarnya.
Ia
mengatakan, hidup di pengungsian tidak mudah dijalani. Di dalam rumah, seburuk
apa pun kondisinya, ada totalitas hidup. Di rumahnya, seorang manusia menjadi
manusia yang utuh. Dia bisa bekerja. Dia punya ruang untuk dirinya sendiri,
keluarga, hewan peliharaan, juga para tetangga. Bahkan, seorang nenek dan kakek
yang sudah lanjut usia pun bisa tetap beraktivitas di rumahnya.
Ketika
berada di pengungsian, totalitas itu tidak bisa didapat. Mereka tiba-tiba
berada di ruang yang asing bersama orang-orang asing. Mereka juga tidak bisa
bekerja dan beraktivitas. Dalam situasi semacam ini, seorang manusia yang
secara fisik sehat akhirnya bisa menjadi sakit. ”Walau di pengungsian makan
daging ayam, mereka akan lebih bahagia makan seadanya di rumahnya sendiri,”
ujar Laksono.
Bagi
manusia, hidup bukan sekadar persoalan makan dan minum. Oleh karena itu, selain
menjamin terpenuhinya kebutuhan makan dan minum, pengungsi harus didorong untuk
memiliki harapan akan masa depan mereka pascapengungsian. Menurutnya, semua
pihak bisa berperan dalam menciptakan harapan. Media, misalnya, sesungguhnya
punya tanggung jawab untuk membangkitkan harapan pengungsi. Dalam suatu
bencana, media mestinya bisa memberikan informasi yang menenangkan warga. Media
seharusnya tidak semakin menambah kecemasan warga dengan informasi yang
diberikan. Media juga bisa mendedikasikan
dirinya untuk menyajikan informasi sederhana yang berguna bagi pengungsi.
”Misalnya, informasi tentang jalur evakuasi, atau informasi tentang nomor telepon
dan alamat penting,” tuturnya. (ARA).
Contoh Kasus Manusia Dan Kegelisahan
Buruh Panci Korban Perbudakan Masih Trauma
TEMPO.CO, Lampung - Sembilan buruh korban perbudakan di pabrik
panci Sepatan, Tangerang, masih terbelit rasa trauma. Contohnya
Arifudin, penduduk Blambangan Pagar, Lampung Utara. Ketika Tempo bertandang ke rumahnya, sorot mata
Arifudin penuh curiga dan selidik. Meski cenderung diam, kegelisahan tetap
terpancar darinya.
"Kami masih sangat takut, Mas," kata Arifudin, buruh korban penyekapan, Selasa, 7 Mei 2013. "Sebab, dua pengawas yang kerap berpakaian seragam polisi hingga kini belum ditangkap."
Selama beberapa bulan bekerja di CV Cahaya Logam, Arifudin kerap mendapatkan penyiksaan. Bekas luka di wajah dan kakinya adalah oleh-oleh dari dua pengawas pabrik panci dan kuali itu. Bahkan Arifudin masih dapat mengingat jelas penyiksaan demi penyiksaan yang dialami. "Bentakan dan pukulan rasanya kerap terngiang di telinga," katanya lirih.
Di rumah, Arifudin hanya mau menemui wartawan, pejabat daerah, dan polisi yang hendak memintai keterangan. Selain itu, ia takut si tamu adalah pengawas bersenjata di pabrik panci atau orang suruhannya. "Kami akan lega jika dua orang yang kerap menenteng senjata api laras panjang itu tertangkap. Dia sering mengancam akan menembak jika kami kabur."
Kata buruh panci lainnya, Andi Gunawan, ada kemungkinan komplotan mandor panci bersenapan tengah berkeliaran di Lampung saat ini. Sebab, sistem perekrutan mereka sangat rapi. Bahkan para pengawas telah mempelajari latar belakang calon buruh yang hendak direkrut. "Semoga polisi cepat menangkap perekrut buruh, pengawas, dan pemilik pabrik," kata Andi.
"Kami masih sangat takut, Mas," kata Arifudin, buruh korban penyekapan, Selasa, 7 Mei 2013. "Sebab, dua pengawas yang kerap berpakaian seragam polisi hingga kini belum ditangkap."
Selama beberapa bulan bekerja di CV Cahaya Logam, Arifudin kerap mendapatkan penyiksaan. Bekas luka di wajah dan kakinya adalah oleh-oleh dari dua pengawas pabrik panci dan kuali itu. Bahkan Arifudin masih dapat mengingat jelas penyiksaan demi penyiksaan yang dialami. "Bentakan dan pukulan rasanya kerap terngiang di telinga," katanya lirih.
Di rumah, Arifudin hanya mau menemui wartawan, pejabat daerah, dan polisi yang hendak memintai keterangan. Selain itu, ia takut si tamu adalah pengawas bersenjata di pabrik panci atau orang suruhannya. "Kami akan lega jika dua orang yang kerap menenteng senjata api laras panjang itu tertangkap. Dia sering mengancam akan menembak jika kami kabur."
Kata buruh panci lainnya, Andi Gunawan, ada kemungkinan komplotan mandor panci bersenapan tengah berkeliaran di Lampung saat ini. Sebab, sistem perekrutan mereka sangat rapi. Bahkan para pengawas telah mempelajari latar belakang calon buruh yang hendak direkrut. "Semoga polisi cepat menangkap perekrut buruh, pengawas, dan pemilik pabrik," kata Andi.
Referensi
:
- https://hakkajiten.wordpress.com/index/ilmu-budaya-dasar/bab-8-manusia-dan-kegelisahan/
- http://rizkiekapuspita.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
- http://tryjanuarwiratama.blogspot.com/2015/01/contoh-kasus-bab-11-manusia-dan-harapan.html
- http://januar-ikmal.blogspot.com/2012/06/pengertian-kegelisahan.html
- https://id.wikipedia.org/wiki/Harapan
- http://nadyaep20.blogspot.com/2015/01/contoh-kasus-manusia-dan-kegelisahan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar